17 Januari 2008

Hari Sabat

Hari sabat itu ada didalam perjanjian lama, khususnya tercantum didalam hukum ke 4 dari kesepuluh hukum Allah. ( keluaran 20:1-17). Hari sabat ini merupakan hari ke tujuh dimana Allah berhenti bekerja mencipta. ( kej 2:1-3). Allah berhenti dari segala pekerjaan Nya dan menikmati sabat ( perhentian). Dalam Perjanjian lama : hari sabat ini sangat penting dan besar sekali makna nya. Dalam bilangan 15:32-36 : ada seorang yang memungut kayu pada hari sabat, ia harus mengalami: dirajam dengan batu sampai mati di luar perkemahan, sebab ia telah melanggar hari Sabat Allah.

Tetapi di dalam perjanjian baru suasana nya berbeda. Yesus membaca kitab suci pada hari sabat ( Lukas 4:16). Yesus mengajar orang di bait Allah pada hari sabat ( markus 1:21). Demikian juga rasul Paulus mengajar pada hari sabat ( kis 17:1-3). Jadi sampai disini ada suatu pemanfaatan yang positif dari hari sabat untuk hal-hal yang rohani. Jadi mengisi hari sabat dengan sesuatu yang bermakna rohani.

Tetapi tidak hanya itu, perjanjian baru juga menceritakan Tuhan Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat, dan bahkan meminta orang itu untuk mengangkat tilam nya pada hari sabat ( Yoh 5 :1-17). Kalau ditinjau dalam masa perjanjian lama maka baik Yesus maupun orang yang baru sembuh ( dan mengangkat tilam itu) melanggar hari sabat. Tetapi apa yang dikatakan oleh Yesus tentang masalah ini : “ Bapa Ku bekerja sampai sekarang maka Akupun bekerja juga “ ( Yoh 5:17).

Memang Allah berhenti mencipta ( kel 2:1-3), tetapi Allah masih bekerja untuk yang lainnya………..penebusan ( orang yang berdosa) dan pembangunan rumah Allah.

Kedatangan Yesus kedunia ini ternyata membawa suatu perubahan yang bermakna. Yesus dalam kasus diatas sepertinya me re “definisi” kan arti berhenti bekerja, dan membawa ke pengertian sabat yang sejati.

Yang Allah lakukan dulu adalah menghasilkan ciptaan lama, Yang Allah kerjakan sekarang adalah ciptaan baru, yang melalui penebusan …melahir baru kan orang…dan bagi pembangunan rumah Allah.....

Allah bekerja terus untuk meyelamatkan orang ‘sakit’, orang “buta”, “timpang”, orang”lumpuh” agar mereka memiliki perhentian. Allah bekerja terus agar kita "yang sakit " juga memiliki perhentian .

Orang Yahudi itu ternyata tidak mengenal hakikat hari sabat ( dan hukum Taurat) sebenarnya….”hari sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari sabat. Jadi Anak manusia adalah juga Tuhan atas hari sabat “ ( Mark 2:27-28). .

Hari sabat adalah hari dimana Allah berhenti bekerja, setelah pekerjaan nya selama 6 hari sebelumnya dirasakan baik. Tetapi dari sudut manusia, hari sabat adalah hari dimana manusia tidak bekerja, melainkan memasuki perhentian Allah. Artinya manusia tidak bekerja tetapi menerima pekerjaan Allah. Oleh karena itu kalau anda tidak mau berhenti bekerja, artinya anda menolak perhentian yang di karunia kan Allah kepada anda. Dan ini suatu situasi yang membahayakan. Karena anda tidak taat pada Allah. Allah meminta anda tidak bekerja, …. anda malah ngotot dengan kepandaian anda ingin bekerja. Karena itu resikonya mendapat murka Allah.

Hari sabat sebenarnya adalah salah satu dari peristiwa atau perkara dalam perjanjian lama yang merupakan lambang atau bayangan dari perkara yang ada didalam perjanjian baru ( ibrani 10:1). Hari sabat merupakan “suatu bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan wujudnya ialah Kristus. “ (Kol 2:16-17). Jadi sabat kita yang sejati adalah Kristus.

Oleh karena itu lah sdr/sdri : berhentilah didalam Kristus, dia adalah sabat kita yang sejati. Allah menghendaki kita berhenti bekerja, dan menerima pekerjaan Allah ( untuk menebus kita, yang sudah dikerjakan didalam Kristus Yesus). Allah akan murka jika anda masih bekerja juga dan tidak menerima pekerjaan Allah. Karena itu artinya anda tidak taat pada Allah .

Lalu mengapa anda masih berusaha dengan upaya anda sendiri melakukan ini dan itu ? mengapa anda tidak mengaso dalam sabat yang disediakan bagi kita ?? Dalam Yesus Kristus !? Bukankah Allah sudah mengerjakan keselamatan untuk anda ??

Sebagai orang yang percaya pada Kristus, anda akan rugi dan menderita murka Allah, jika mengartikan hari sabat sebagaimana didalam perjanjian lama. Karena itu adalah hanya bayangan yang wujudnya adalah Kristus. Kristus adalah hari sabat kita yang sejati.

“Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. ( Galatia 2:21)

Oleh karena itu terima lah hari sabat yang sejati, perhentian yang sejati : Yesus Kristus. Berhentilah berusaha atau bekerja dengan melakukan peraturan ini dan peraturan itu. Nikmatil;ah pekerjaan Allah. Karena Allah sudah mengerjakan didalam Kristus Yesus. Anda cukup percaya dan menerima Yesus Kristus.